Minggu, 08 November 2009

BILAL BIN RABAH Muaddzin Rasulullah …..Lambang Persamaan Derajat Manusia

a adalah Muaddzin Rasul. Asalnya seorang budak, yang disiksa oleh tuannya dengan batu panas, agar ia meninggalkan Islam, tetapi jawabnya: “….Ahad….Ahad..!—Allah Yang Maha Tunggal….Allah Yang Maha Tunggal….!”
Dan setelah Anda lihat keabadian yang telah dianugerahkan Islam kepada Bilal…., bahwa sebelum Islam, Bilal ini tidak lebih dari seorang budak belian; yang menggembalakan unta milik tuannya dengan imbalan dua genggam kurma! Tanpa Islam, pastilah ia takkan luput dari kenistaan perbudakan—sampai maut datang merenggutnya—setelah itu orang melupakannya……

Tetapi kebenaran iman dan keagungan Agama yang diyakininya telah meluangkan baginya dalam kehidupan dan riwayat hidup, suatu kedudukan tinggi pada deretan tokoh-tokoh Islam dan orang-orang sucinya….! Banyak di antara orang-orang terkemuka—golongan berpengaruh dan mempunyai harta – yang tidak berhasil mendapatkan agak sepersepuluh dari keharuman nama yang diperoleh Bilal…!
Bahkan tidak sedikit tokoh-tokoh sejarah yang tidak mencapai separuh kemasyhuran yang dicapai oleh Bilal.
Kehitaman warna kulit; kerendahan kasta dan bangsa; serta kehinaan dirinya di antara manusia selama itu sebagai budak belian, sekali-kali tidaklah menutup pintu baginya untuk menempati kedudukan tinggi yang dirintis oleh kebenaran, keyakinan, kesucian dan kesungguhannya setelah ia memasuki Agama Islam.
Semua itu adalah karena dalam neraca penilaian dan penghormatan yang diberikan kepadanya, tak  ada perhitungan lain kecuali kekaguman; yakni  ketika dijumpai kebesaran yang tidak terduga. Orang menyangka bahwa seorang hamba seperti Bilal, biasanya asal-usulnya tidak menentu; tidak berdaya dan tidak mempunyai keluarga, serta tidak memiliki suatu hak pun dari hidupnya. Dirinya adalah milik tuannya yang telah membeli dengan hartanya, dan kerjanya berada di tengah hewan ternak, pulang balik di antara unta dan domba tuannya. Menurut dugaan mereka, makhluk seperti ini takkan mampu melakukan sesuatu,  atau menjadi sesuatu yang berarti!
Kiranya ia berbeda dengan apa yang disangka dan diperkirakan itu. Karena ia mampu mencapai derajat keimanan yang tidak mungkin dicapai oleh lainnya…., lalu menjadi muaddzin pertama bagi Rasulullah dan Islam; suatu amal yang menjadi inceran bagi setiap pemimpin dan pembesar Quraisy yang telah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasul.

Benar…., Bilal bin Rabiah!
Corak kepahlawan apakah, dan bentuk kebesaran manakah yang ditonjolkan oleh ketiga kata-kata ini,”Bilal bin Rabah…?” Ia seorang Habsyi dari golongan orang berkulit hitam. Taqdir telah membawa nasibnya menjadi budak dari Bani Jumah di kota Mekah, karena ibunya salah seorang hamba sahaya mereka.

Kehidupannya tidak berbeda dengan budak  biasa. Hari-harinya berlalu secara rutin tapi gersang, tidak memiliki sesuatu pada hari itu, tidak pula menaruh harapan pada hari esok. Dan berita-berita mengenai Nabi Muhammad saw. telah mulai sampai ke telinganya, yakni ketika orang-orang di Mekah menyampaikannya dari mulut ke mulut. Juga ketika mendengar obrolan majikannya bersama tetamunya; terutama majikannya Umayah bin Khalaf, salah seorang pemuka Bani Jumah, yaitu kabilah yang menjadi majikan yang dipertuan oleh Bilal.
Lamalah sudah didengarnya Umayah ketika membicarakan Rasulullah, baik dengan kawan-kawannya maupun sesame warga sukunya; mengeluarkan kata-kata berbisa; penuh dengan rasa amarah, tuduhan dan kebencian. Di antara apa yang dapat ditangkap oleh Bilal dari ucapan kemarahan yang tidak berujungpangkal itu, ialah sifat-sifat yang melukiskan Agama baru baginya. Dan munurutnya hematnya, sifat-sifat itu merupakan hal-hal baru dipandang dari sudut lingkungan di mana ia tinggal. Sebagaimana juga di antara ucapan-ucapan yang keras penuh ancaman itu, tapi pula kedengaran olehnya pengakuan mereka akan kemulian Nabi Muhammad saw, tentang kejujuran dan keterpercayaannya….!
Didengarnya mereka mempercakapkan kesetiaannya menjaga amanat…, tentang kejujuran dan ketulusannya….., tentang akhlak dan kepribadiannya…. Didengarnya pula mereka berbisik-bisik mengenai sebab yang mendorong mereka menentang dan memushinya, yaitu: pertama kesetiaan mereka terhadap kepercayaan yang diwariskan nenek moyangnya; dan kedua kekhawatiran merosotnya kemuliaan Quraisy, kemuliaan yang mereka peroleh sebagai imbalan kedudukan mereka menjadi markas keagamaan, sebagai pusat ibadah dan upacara haji di srat jazirah Arab…., kemudian kedengkian terhadap Bani Hasyim, kenapa munculnya Nabi dan Rasul itu dari golongan ini dan bukan dari pihak mereka…!
Pada suatu hari, Bilal bin Rabah mendengar imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci murni. Maka ia mendapatkan Rasulullah saw dan menyatakan keislamannya. Dan tidak lama antaranya, berita rahasia keislaman Bilal terungkaplah…, dan beredar di antara kepala tuan-tuannya dari Bani Jumah yakni Umayah bin Khalaf.

Siksaan demi siksaan yang didapat dari majikannya agar ia melepaskan keislamannya. Tetapi Bilal bin Rabah tetap tegar. Waktu pagi hampir berlalu, waktu zuhur dekat menjelang dan Bilal pun dibawa orang ke padang pasir, tetapi tetap sabar dan tabah, tenang tak tergoyah, sementara mereka menyiksanya, tiba-tiba datanglah Abu Bakar Shiddiq, serunya: “Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan bahwa Tuhanku ialah Allah?!” Kemudian katanya kepada Umayah bin Khalaf:”Terimalah ini untuk tebusannya, lebih tinggi dari harganya, bebaskan ia…”
Bagai orang yang hampir tenggelam, tiba-tiba diselamatkan oleh sampan penolong, demikian halnya Umayah saat itu; hatinya lega dan merasa amat beruntung demi didengarnya Abu Bakar hendak menebus budaknya.  Ia telah berputus asa akan menundukkan Bilal. Apalagi mereka adalah orang-orang saudagar, dengan dijualnya Bilal mereka melihat keuntungan yang tidak akan diperoleh dengan jalan membunuhnya.
Kemudian pergilah Sayidina Abu Bakar bersama Bilal sahabatnya itu kepada Rasululullah saw. dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasannya, maka saat itu pun tak ubah bagai hari raya besar juga..!
Pada hari itu pilihan Rasulullah jatuh atas dirinya sebagai muaddzin pertama dalam Islam. Dan dengan suaranya yang merdu dan empuk diisinya dengan keimanan dan telinga dengan keharuan , sementara seruannya menggemakan

0 komentar:

Posting Komentar

Mau Tukar Link? Copy/paste code HTML berikut ke blog anda.

Kisah Sahabat

Silahkan tambahkan sendiri Link Banner para sobat dengan cara menulis alamat URL site dan alamat URL banner ke dalam kolom di bawah ini.
Powered By Blogger

Pengikut

FEEDJIT Live Traffic Feed

  © Blogger template 'Isfahan' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP